Sekitar jam 3 kami sampai di KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) Istanbul, sebuah tempat berlantai 3 dengan 1 ruang dasar. Agak sulit memang jika ingin mengenali gedung ini sebagai KJRI, karena memang tidak ada tulisan yang menandainya, satu-satunya penanda adalah bendera Indonesia dan Asean. Di KJRi kami berkenalan dengan beberapa orang, mbak Lale, Bu Yut (beliau menikah dengan orang Turki loh :D), pak Suri, pak Husein dan pak Jamal (warga Turki yang bertugas menjada KJRI ini. Disana kami mengobrol berbagai macam hal, tentang conference yang kami ikuti, perjalanan kami, hingga cerita tentang Indonesia. Hal yang membuat kami kagum adalah mereka sangat baik kepada kami, padahal detik itu adalah pertama kami bertemu. Ikatan kebangsaan di negeri orang memamg dahsyat !
Setelah beberapa saat mengobrol, pak Husein membawakan kami sebuah makanan, dari penampakan luarny kami menebak bahwa itu kebab, jika kamu baru pertama kali mengujungi Turki, pasti akan mengira bahwa makanan ini adalah Kebab, karena memang di Indonesia makanan dengan campuran daging dan sayur yang dibungkus semacam tepung tipis seperti ini di sebut Kebab.Tapi, ternyata selama ini kita salah kaprah, di Turki makanan ini disebut Durum, bukan Kebab, Kebab justru adalah dagingnya atau daging yang ditusuk seperti sate, oalah.
Durum ini terdiri dari 2 isi : Daging atau ayam, yang dicamur dengan sayuran dan kentang. rasanya sangat enak dan yang lebih menyenangkan adalah ukurannya yang cukup besar, bahkan saya yang kelaparan pun harus berusaha menambah air agar mampu menghabisan Durum itu. Berapa harganya? Sejujurnya saya tidak tahu, karena di traktir pak Husein J, tapi setelah itu saya bertanya kepada penjual yang dan ternyata harganya kisaran 4-5 Lira.
More more more… Thank your for sharing friend.
ditunggu ya bro 🙂
Pingback: Inspirasi Turki : Serba-Serbi Kuliner | Making a Giant Leap