Siang itu saya sama sekali tidak bisa menahan antusiasme diri, adrenalin seolah berpacu kencang, ingin rasanya segera menjelajah seluruh area sulatan ahmet ini, excited!
Blue Mosque seolah melambaikan tangan untuk segera meminta kami menemuinya, sambil menunggu waktu shalat yang kita dekat, saya beberapa kali mengabadikan momen berlatar masjid dengan 6 menara ini.
Meskipun sudah berumur 4 abad, Blue Mosque sama sekali tidak menunjukkan kerentanan diri, ia masih tampak muda, gagah dan menawan.
Masjid ini dibangun ketika Turki utsmani dipimpin oleh Sultan Ahmed I atau sultan ke 14 dalam silsilah kesultanan Turki utsmani. Mulai dibangun pada tahun 1609 M, Blue Mosque selesai pada tahun 1616 M dibawah arsitek Mehmet Aga atau 7 tahun setelahnya.
Kerindangan taman menjadi menjadi salah satu ciri khas sekeliling Blue Mosque. Sebelum memasuki pagar bangku-bangku berjejer rapi, mempersilahkan para pendatang menikmati kawasan Sultan Ahmet diapit dua raksasa lintas zaman : Blue Mosque dan Aya Sofia. Waktu jum’at kian dekat, kami mulai bergerak memasuki area Blue Mosque yang kian ramai. Sebelum memasuki halaman utama masjid, di samping gerbang tersedia tempat berwudhu yang didesain lengkap dengan kursi di setiap sudutnya. Menandakan sebelum memasuki area utama Blue Mosque pengunjung khususnya umat muslim harus mensucikan dirinya terlebih dahulu.
Halaman utama Blue Mosque ramai wajah lintas benua, bahkan dari pakaian yang digunakannya dapat saya tafsir bahwa mereka bukan pengunjung yang hendak beribadah, tetapi sekedar mengabadikan momen dan mengambil gambar masjid bersejarah ini.
Blue Mosque memang bukan hanya sekedar masjid, nilai sejarahnya menjadikan bangunan ini ramai dikunjungi wisatawan setiap harinya, merasakan romantisme sejarah didalamnya, mengagumi interiornya atau sekedar membuang rasa penasaran. Oleh karenanya dipintu masuk Blue Mosque disediakan kerudung dan kain agar para turis menyesuaikan pakaiannya, demi menjaga kesopananan. Selain itu juga disediakan plastik untuk menyimpan alas kaki.
Pancaran lampu gantung menghias ruang tengah masjid ini, berbagai jenis kaligrafi terukir di berbagai sudut dinding, yang konon dibuat oleh Seyyid Kasim Gubari, salah satu kaligrafer terbaik di zaman itu. Pancaran cahaya matahari yang berpendar dari cermin warna-warni itu semakin menambah syahdu kondisi didalam ruangan Blue Mosque.
Melihat dari luar masjid bersejarah ini, mungkin kita akan bertanya, dari mana sebenarnya asal nama Blue Mosque. Ternyata nama Blue dari Blue Mosque terletak pad interior masjid ini, mayoritas dinding interior masjid ini berwarna biru.
Shalat jum’at kali ini benar-benar terasa berbeda, melihat sekeliling saya saksikan wajh-wajah lintas negara-bangsa. Mungkin banyak juga para pengunjung yang mengalami hal seperti saya, tidak mengerti apa yang disampaikan khotib dalam shalat tadi..hehe saya justru sibuk terus mengamati sekeliling, sekedar memastikan, tidak ada sama sekali yang saya lewatkan dari keindahan masjid biru ini.
Selesai shalat jum’at kami memutuskan terlebih dahulu mencari tempat makan siang, sebelum akan kembali menjelajah Topkapi Palace dan Aya Sofia. Tentu mas Irfan masih menjadi guide setia kami. hehe
simak catatan perjalanan istanbul turki lainnya di catatan perjalan Istanbul :))
Hayu den kita kadieu deui. double date tapi wkwk
nanti ane ke korea dulu yak, sambut wkwkwk
aman lah sudah masuk sini mah haha